Minggu, 05 Februari 2012

Menghemat Kayu

kayu merupakan bahan mutlak dalam suatu bangunan. Ada banyak bagaimana cara menghemat kayu mengingat kebutuhan kayu dalam bangunan pasti banyak, So, CHECK THIS OUT!

Sebagai salah satu langkah untuk mengurangi penggunaan kayu adalah dengan menghemat kayu itu sendiri. Berdasarkan pengalaman, langkah penghematan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

A.   Perencanaan Bekisting

Untuk membuat bekisting harusnya dibuat suatu perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik ini akan menghasilkan suatu kebutuhan akan kayu yang paling efisien. Pada bagian kayu yang menopang beban yang tidak besar, dapat digunakan jenis kayu yang sesuai.  Kayu juga jangan sampai  memikul beban melebihi kapasitasnya karena akan membuat kayu lebih cepat rusak. Kayu sebagai penopang beban akan direncanakan cukup memadai . Potongan-potongan kayu atau panel kayu akan direncanakan seseragam mungkin agar mengurangi pemotongan yang tidak efisien.

B.   Metode Bekisting

Termasuk dalam metode bekisting ini adalah teknik untuk fabrikasi, memasang, membongkar, dan memasang kembali. Fabrikasi harusnya juga direncanakan dengan baik. Potongan kayu atau panel kayu harus dipotong sedemikian sisa material yang tidak terpakai atau waste sesedikit mungkin. Pemasangan kayu juga harus direncanakan gampang dibongkar agar kayu tidak cepat rusak. Pembongkaran bekisting harus dilakukan hati-hati agar kayu tidak cepat rusak sehingga umur pemakaian kayu dapat lebih panjang.

C.   Reuse

Maksudnya adalah potongan kayu harus semaksimal mungkin dapat digunakan kembali. Potongan kayu yang rusak harus dicek apakah dapat dipergunakan kembali untuk ukuran yang lebih kecil dengan memotong bagian kecil dari potongan kayu tersebut. Begitu juga dengan panel kayu plywood.

D.   Menggunakan Kayu Mutu Tinggi

Saat ini banyak tersedia kayu dengan mutu lebih tinggi dan lebih tahan lama. Kayu tersebut tentu tidak gampang rusak. Sehingga dapat digunakan berulang kali dengan umur pemakaian yang lebih lama. Hampir semua produsen sistem bekisting seperti PCH, PERI, MESA, Ulma, dll memproduksi kayu ini. Walaupun biaya lebih mahal, namun dengan efisiensi pemakaian yang tinggi, tentu berpeluang untuk menjadi lebih murah secara keseluruhan.

E.   Menggunakan Sistem Precast

Sistem precast adalah sistem pengecoran beton yang dilakukan di tempat yang lain, dimana beton tersebut kemudian baru dipasang ke lokasi struktur yang direncanakan. Sistem precast akan membuat penggunaan bekisting sangat irit. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukan pembongkaran bekisting atau sedikit sekali dilakukan pembongkaran bekisting. Akibatnya bekisting menjadi sangat awet terlebih dengan perawatan yang memadai.

F.   Menggunakan Plywood yang Dilapisi Polyfilm

Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung permukaan, plywood dibagi atas dua jenis yaitu yang dilapisi oleh polyfilm dan yang tidak dilapisi polyfilm. Plywood yang dilapisi polyfilm memiliki keawetan yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan berulang kali dan lebih lama dibandingkan yang tidak dilapisi polyfilm.

G.   Perawatan Material Kayu

Kayu yang ada baik dalam bentuk stok maupun yang telah terpakai akan memiliki umur yang lebih panjang apabila dirawat dengan baik. Kayu sebaiknya dilindungi dari cuaca karena perubahan cuaca akan membuat kayu cepat lapuk.Perlindungan kayu terhadap cuaca dapat dilakukan dengan menempatkan kayu pada daerah terlindung dari panas matahari dan hujan misalnya dalam gudang atau melindungi tumpukan kayu dengan menggunakan terpal.

H.   Pengawetan Material Kayu

Pada bagian tertentu kayu bekisting seperti balok pikul, pada dasarnya menjadi bagian yang paling sering digunakan dan tidak mengalami kerusakan akibat proses bongkar pasang bekisting (mekanis). Balok pikul mungkin menjadi rusak hanya karena faktor cuaca ataupun faktor non-mekanis. Untuk itu dapat dilakukan pengawetan kayu bagian tertentu dari bekisting agar kayu lebih tahan lama. Pengawetan dapat dilakukan dengan merendam kayu ke dalam cairan khusus.

I.   Melakukan Redesign

Salah satu redesign yang menghasilkan penghematan kayu yang cukup besar adalah dengan melakukan redesign terhadap sistem pelat lantai. Secara konvensional, sistem pelat lantai dan bekistingnya akan terdiri dari bekisting pelat dan tulangan bawah lantai. Sistem tersebut dapat diredesign dengan menggunakan material pengganti spandeck, smartdeck, bondeck, dan sejenisnya. Material tersebut telah secara cerdas mengganti kebutuhan bekisting pelat dan tulangan beton pelat lantai sekaligus. Redesign lain yang berpotensi sering dapat dilakukan adalah dengan mengganti elemen  struktural listplank yang kemudian akan berfungsi sebagai penutup plafon, dengan sistem plafond. Hal ini berarti tidak diperlukan lagi listplank sebagai struktur. Sistem struktur listplank akan diredesign menjadi elemen non-struktural.

J.   Menggunakan Material Lain

Saat ini sudah mulai banyak dijumpai sistem bekisting tertentu yang sudah tidak menggunakan material kayu. Di Indonesia umumnya digunakan baja dalam bentuk pelat atau bentuk lain. Sistem bekisting kolom MESA atau disebut Adjustable steel faced column form merupakan bekisting yang menggunakan material baja. Sama sekali tidak menggunakan kayu dan sangat tahan lama hingga 400 kali pakai. Dengan jumlah kali pakai sangat sangat tinggi, tentu secara ekonomis akan lebih hemat.



Pemasangan Tulangan pada Balok (untuk pemula)


1.  Pemasangan tulangan longitudinal / memanjang
Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan gaya tarik. Oleh karena itu pada struktur balok, pelat, fondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal (memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan momen lentur besar (umumnya di daerah lapangan/tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur tersebut.
Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang .Berikut ini diberikan beberapa contoh pemasangan tulangan memanjang pada balok maupun pelat.
 
2. Pemasangan tulangan geser
Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang bersangkutan. Retakan balok akibat gaya geser dan cara mengatasi retakan geser ini akan dijelaskan lebih lanjut . . .
Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka diperlukan tulangan geser yang dapat berupa tulangan miring/tulangan-serong atau berupa sengkang/begel. Jika sebagai penahan gaya geser hanya digunakan begel saja, maka pada daerah yang gaya gesernya besar (mislnya pada ujung balok yang dekat tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil/rapat, sedangkan pada daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan/tengah bentang) dapat dipasang begel dengan jarak yang lebih besar/renggang.






3. Jarak tulangan pada balok
Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak tertentu, seperti terlihat pada gambar berikut :






Keterangan gambar :
  • Sb = tebal penutup beton minimal (9.7-1 SNI 03-2847-2002).Jika berhubungan dengan tanah/cuaca :  Untuk D >atau =16 mm, tebal Sb = 50 mm. ; Untuk D< 16 mm, tebal Sb = 40 mm ; Jika tak berhubungan tanah dan cuaca tebal Sb = 40 mm.
  • b = Jarak maksimum (as-as) tulangan samping (3.3.6-7 SK SNI T-15-1991-03), diambil < atau = 300 mm dan < atau = balok (1/6) kali tinggi efektif balok.Tinggi efektif = tinggi balok – ds atau d = h – ds
  • S av = Jarak bersih tulangan pada arah vertikal (9.6-2 SNI 03-2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D.
  • Sn = Jarak bersih tulangan pada arah mendatar (9.6-1 SNI 03-2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D. Disarankan d > atau = 40 mm, untuk tulangan balok.
  • D = diameter tulangan longitudinal (mm)
  • ds = Jarak titik berat tulangan tarik sampai serat tepi beton bagian tarik, sebaiknya diambil > atau = 60 mm.
4.  Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris
Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar dan h adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur.Sebagai contoh dimensi balok ditulis dengan b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok, b = 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm.






Keterangan gambar :
  • As = luas turangan tarik (mm2)
  • As’ = luas tulangan tekan (mm2)
  • b  = lebar penampang balok (mm)
  • c  =  jarak antara garis netral dan tepi serat beton tertekan (mm)
  • d  = tinggi efektif penampang balok (mm)
  • ds1= Jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik (mm)
  • ds2= jarak antara titik berat tulangan tarik baris kedua dengan tulangan tarik baris pertama (mm)
  • ds’ = jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi serat beton tekan (mm)
  • h = tinggi penampang balok (mm)
Karena lebar balok terbatas pada nilai b, maka jumlah tulangan yang dapat dipasang pada 1 baris (m) juga terbatas. Jika dari hasil hitungan tulangan balok diperoleh jumlah total (n) yang ternyata lebih besar daripada nilai m, maka terpaksa tulangan tersebut harus dipasang pada baris berikutnya. Jumlah tulangan maksimal pada baris (m) tersebut ditentukan dengan persamaan berikut :




keterangan :
  • m = jumlah tulangan maksimal yang dapat dipasang pada 1 baris. Nilai m dibulatkan ke bawah, tetapi jika angka desimal lebih besar daripada 0,86 maka dapat dibulatkan ke atas.
  • b = lebar penampang balok (mm)
  • ds1 = jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik (mm)
  • D = diameter tulangan longitudinal balok (mm)
  • Sn = jarak bersih antar tulangan pada arah mendatar, dengan syarat lebih besar dari D dan lebih besar dari 40 mm (dipilih nilai yang besar)
Pada persamaan di atas, jika ternyata jumlah tulangan balok (n) > jumlah tulangan per baris (m), maka kelebihan tulangan (n-m) tersebut harus dipasang di baris berikutnya.

sEMoga BerManfaAt Yaaa !!!
^












Rabu, 01 Februari 2012

BEKISTING


Kayu yang sering digunakan sebagai bekisting semakin sulit didapat. Hutan sebagai bahan baku kayu semakin berkurang. Penebangan hutan dihadapkan pada permasalahan yang semakin hari semakin serius yaitu pemanasan global (Global Warming) Bekisting dari kayu harusnya sudah sejak lama dicarikan penggantinya.
Dalam dunia konstruksi di Indonesia, penggunaan bekisting kayu hampir belum ada. penggantinya. Proyek konstruksi di Indonesia sepertinya masih sangat menggantungkan kayu sebagai material utama pembuatan bekisting. Ada alternatif dengan menggunakan material baja atau besi namun penggunaannya masih terbatas karena material tersebut memiliki berat jenis yang tinggi sehingga menimbulkan masalah kesulitan pelaksanaan dalam aplikasinya.
Selama ratusan tahun negara kita merupakan penghasil bahan baku dari hutan yang besar. Bisa jadi merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Itu dulu, namun sekarang dengan banyaknya penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran dan tidak terkendali hutan kita menyusut cukup banyak sehingga saat ini mulai sering kita hadapi kelangkaan kayu sebagai bahan bekisting dalam pengerjaan proyek konstruksi di samping masalah-masalah akibat mulai rusaknya hutan seperti banyaknya bencana alam banjir, tanah longsor, perubahan iklim yang ekstrim, dan lainnya.
Berdasarkan pengalaman selama mengerjakan proyek, bekisting pekerjaan struktur beton telah menghabiskan begitu banyak kayu yang setelah digunakan, tidak dapat diolah kembali dan menjadi masalah baru yaitu sampah. Penggunaan kayu bekisting merupakan satu-satunya hal yang membuat pelaksanaan konstruksi masih belum bisa dikatakan ”green”. Penggunaan begitu banyak kayu telah membuat enviromental assesment pada perusahaan kontraktor yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 14000 tidak begitu bagus. Masalah ini telah menjadi handycap yang harus diselesaikan.
Sudah saatnya kita mulai memikirkan alternatif lain selain kayu sebagai bahan bekisting. Beberapa tahun terkahir telah ada produk bekisting yang menggunakan bahan dasar plastik yang dikompositkan dengan bahan fiber glass. Bahan plastik yang dikompositkan dengan fiber glass memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih baik dari kayu untuk digunakan sebagai bekisting.
Banyak pabrik di luar negeri telah memproduksi sistem bekisting plastik ini secara massal. Bekisting plastik yang mereka buat dapat digunakan untuk elemen struktur pondasi, kolom, dinding dan pelat lantai. Hal ini berarti hampir semua elemen struktur beton dapat menggunakan sistem bekisting plastik yang mereka produksi. Beberapa perusahaan yang telah memasarkan produk sistem bekisting plastik / Plastic Formwork System yang Saya dapatkan di internet antara lain:
  1. Hangzhou Yongshun Plastic Industry
  2. EPIC ECO
  3. Moladi
Menurut saya pasti masih banyak lagi yang lain yang berarti bahwa aplikasi bekisting plastik di luar negri sudah dimulai cukup lama. Jika Anda ingin mencari sistem bekisting plastik ini dapat menggunakan search engine google dengan kata kunci plastic formwork. Saya telah download beberapa foto bekisting plastik tersebut. Berikut adalah foto-fotonya.


 
Material plastik untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide yang brillian. Hal ini disebabkan karena plastik memiliki keunggulan yang lebih dari pada kayu disamping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah keunggulan bekisting plastik:
  1. Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk
  2. Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting.
  3. Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting
  4. Tidak berkarat
  5. Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair
  6. Efisien secara biaya
  7. Kualitas hasil yang lebih baik
  8. Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah
  9. Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali.
  10. Tahan panas
  11. Ringan, Kuat dan kaku, bending modulus yang tinggi
  12. Ketahanan permukaan yang baik, tahan terhadap benturan dan abrasi
  13. Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti digerjaji
  14. Stabilitas yang tinggi terhadap sinar ultraviolet, tidak rapuh dan gampang retak, gampang untuk dibersihkan
  15. Tidak membutuhkan syarat khusus dalam penyimpanan karena sifatnya yang tahan cuaca
  16. Sampah sisa material bekisting plastik ini dapat diolah kembali seluruhnya. Sangat ramah lingkungan.
Terlihat bekisting plastik memiliki banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting plastik akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting plastik akan mempercepat pelaksanaan. Bagi Pemerintah dan Masyarakat luas, bekisting plastik akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan.
“Begitu banyak keunggulan bekisting plastik ini, namun kenapa kita masih nyaman menggunakan bekisting kayu yang menurut saya sudah bukan jamannya lagi. Mari kita mulai mencoba demi masa depan lingkungan yang lebih baik.”

Selasa, 31 Januari 2012

GAYA GESER DAN MOMEN TEKUK



Tinjauan Instruksional Khusus:
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar momen tekuk dalam kaitanya dengan bentuk konstruksi dan bentuk pembebanan; memahami konsep gaya internal, tahanan momen serta hubungan antara intensitas beban, gaya geser dan momen tekuk.

Definisi balok (beam)
Suatu batang yang dikenai gaya-gaya atau pasangan gaya-gaya serta momen (couple) yang terletak pada suatu bidang yang mempunyai sumbu longitudinal disebut balok (beam). Gaya-gaya disini bekerja tegaklurus terhadap sumbu horisontal.

Balok konsole (cantilever)

Jika suatu balok disangga atau dijepit hanya pada salah satu ujungnya sedemikian sehingga sumbu balok tidak dapat berputar pada titik tersebut, maka balok tersebut disebut balok gantung, balok kantilever (cantilever beam). Tipe balok ini antara lain ditunjukkan pada Gb. 6-1. Ujung kiri balok adalah bebas terhadap tekukan dan pada ujung kanan dijepit. Reaksi dinding penyangga pada ujung kanan balok terdiri atas gaya vertikal sebesar gaya dan pasangan gaya-gaya yang bekerja pada bidang balok.


 






                                                      Gb. 6-1

Balok sederhana

Suatu balok yang disangga secara bebas pada kedua ujungnya disebut balok sederhana. Istilah “disangga secara bebas” menyatakan secara tidak langsung bahwa ujung penyangga hanya mampu menahan gaya-gaya pada batang dan tidak mampu menghasilkan momen. Dengan demikian tidak ada tahanan terhadap rotasi pada ujung batang jika batang mengalami tekukan karena pembebanan. Batang sederhana diilustrasikan pada Gb. 6-2.


 







Gb. 6-2

Perlu diperhatikan bahwa sedikitnya satu dari penyangga harus mampu menahan pergerakan horisontal sedemikian sehingga tidak ada gaya yang muncul pada arah sumbu balok.
Balok pada Gb. 6-2(a) dikatakan dikenai gaya terkonsentrasi atau gaya tunggal; sedang batang pada Gb. 6-2(b) dibebani pasangan beban terdistribusi seragam.
Balok menggantung
Suatu balok disangga secara bebas pada dua titik dan menggantung di salah satu ujungnya disebut balok menggantung (overhanging beam). Dua contoh ditunjukan pada Gb. 6-3.


 






Gb. 6-3

Balok statis tertentu
Semua balok-balok yang kita diskusikan diatas, kantilever, balok sederhana, balok menggantung, adalah balok dimana reaksi-reaksi gayanya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan kesetimbangan statis. Nilai reaksi-reaksi ini tidak tergantung pada perubahan bentuk atau deformasi yang terjadi pada balok. Balok-balok demikian disebut balok statis tertentu.
Balok statis tak-tertentu
Jika jumlah reaksi yang terjadi pada balok melebihi jumlah persamaan kesetimbangan statis, maka persamaan statis harus ditambah dengan suatu persamaan sebagai fungsi deformasi balok. Pada kasus demikian balok dikatakan statis tak-tertentu. Contoh-contohnya ditunjukkan pada Gb. 6-4.
 







Gb. 6-4

Tipe pembebanan

Beban biasanya dikenakan pada balok dalam bentuk gaya terkonsentrasi (bekerja pada satu titik), dan beban terdistribusi seragam dimana besarnya dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang, atau beban bervariasi seragam. Tipe beban yang terakhir ini diilustrasikan pada Gb. 6-5.
Balok dapat juga dibebani dengan couple atau momen; besarnya biasanya dinyatakan sebagai Newton-meter (N.m).
 








Gb. 6-5

Gaya internal dan momen pada balok
Ketika balok dibebani dengan gaya atau momen, tegangan internal terjadi pada batang. Secara umum, terjadi tegangan normal dan tegangan geser. Untuk menentukan besarnya tegangan-tegangan ini pada suatu bagian atau titik pada balok, perlu diketahui resultan gaya dan momen yang bekerja pada bagian atau titik tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan kesetimbangan.

Contoh 1.
Misalkan beberapa gaya bekerja pada balok seperti ditunjukkan pada Gb. 6-6(a).


 









Gb. 6-6
Pertama kita amati tegangan internal sepanjang bidang D, yang lerletak pada jarak x dari ujung kiri balok. Untuk itu balok dipotong pada D dan porsi balok disebelah kanan D dipindahkan. Porsi yang dipindahkan kemudian digantikan dengan suatu efek untuk bagian sebelah kiri D yaitu berupa gaya geser vertikal V bersama-sama dengan suatu momen M seperti ditunjukkan pada Gb. 6-6(b).
Gaya V dan momen M menahan balok sebelah kiri yang mempunyai gaya-gaya R1, P1, dan P2 tetap dalam kesetimbangannya. Nilai-nilai V dan M adalah positip jika posisinya seperti pada Gb. diatas.

Tahanan momen

Momen M yang ditunjukkan pada Gb. 6-6(b) disebut tahanan momen (resisting moment) pada bagian D. Besarnya M dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan statis yang menyatakan bahwa jumlah seluruh gaya terhadap poros yang melalui D dan tegak lurus bidang adalah nol. Jadi,
    atau   
Dengan demikian tahanan momen M adalah momen pada titik D yang dibuat dengan momen-momen reaksi pada A dan gaya-gaya P1 dan P2. Momen tahanan M merupakan resultan momen karena tekanan yang didistribusikan pada bagian vertikal pada D. Tegangan-tegangan ini bekerja pada arah horisontal dan merupakan suatu tarikan pada bagian-bagian tertentu pada penampang melintang dan suatu tekanan pada bagian-bagian lainnya. Sifat-sifat ini akan didiskusikan di bab 8.

Tahanan geser

Gaya vertikal V yang ditunjukkan pada Gb. 6-6(b) disebut tahanan geser (resisting shear) untuk D. Untuk kesetimbangan gaya pada arah vertikal,
           atau           
Gaya V ini sebenarnya merupakan resultan tegangan geser yang didistribusikan pada bagian verikal D. Sifat-sifat tegangan ini lebih lanjut akan didiskusikan di bab 8.

Momen tekuk

Jumlah aljabar momen-momen gaya luar pada satu sisi bagian D terhadap suatu sumbu yang melalui D disebut momen tekuk (bending moment) pada D. Untuk pembebanan seperti ditunjukkan pada Gb. 6-6, momen tekuk dinyatakan dengan:
     
Jadi momen tekuk merupakan kebalikan (arah) dari tahanan momen dengan besaran yang sama. Momen tekuk juga dinotasikan dengan M. Momen tekuk lebih lazim digunakan daripada tahanan momen dalam perhitungan karena momen ini dapat dinyatakan secara langsung dari beban atau gaya-gaya eksternalnya.

Gaya geser

Jumlah aljabar seluruh gaya vertikal disebelah kiri titik D disebut gaya geser (shearing force) pada titik tersebut. Untuk pembebanan diatas dinyatakan dengan . Gaya geser adalah berlawanan arah dengan tahanan geser tetapi besarnya sama. Biasanya dinyatakan dengan V. Dalam perhitungan gaya geser lebih sering digunakan daripada tahanan geser.

Konvensi tanda

Konvensi atau kesepakatan pemberian tanda untuk gaya geser dan momen tekuk ditunjukkan pada Gb. 6-7. Suatu gaya yang menyebabkan balok tertekuk dalam posisi cekung disebut menghasilkan momen tekuk positip. Suatu gaya yang menyebabkan pergeseran porsi batang sebelah kiri naik terhadap porsi batang sebelah kanan dikatakan menghasilkan gaya geser positip.

















 








Gb. 6-7
Metode yang lebih mudah untuk menentukan tanda aljabar dari momen tekuk pada sembarang titik adalah: gaya luar menuju keatas menghasilkan momen tekuk positip, gaya kebawah menghasulkan momen tekuk negatip.
Persamaan pergeseran dan momen
Untuk mempermudah analisa biasanya digunakan sistem koordinat disepanjang balok dengan origin di salah satu ujung balok. Dengan sistem koordinat ini maka akan dapat diketahui gaya geser dan momen tekuk pada seluruh bagian disepanjang balok, dan untuk tujuan ini maka biasanya dibuat dua buah persamaan, satu menyatakan gaya geser V sebagai fungsi jarak, misal x, dari salah satu ujung balok, dan satu lagi menyatakan momen tekuk M sebagai fungsi x.

Diagram gaya geser dan momen tekuk
Plot untuk persamaan gaya geser V dan momen tekuk M masing-masing disebut diagram gaya geser dan diagram momen tekuk. Pada diagram ini absis (horisontal) menyatakan posisi bagian disepanjang balok dan ordinat (vertikal) menyatakan nilai dari gaya geser dan momen tekuk. Dengan demikian, diagram ini menyatakan secara grafis variasi gaya geser dan momen tekuk pada sembarang titik dari batang. Dari plot-plot ini maka akan sangat mudah untuk menentukan nilai maksimum setiap kuantitasnya.

Hubungan antara intensitas beban, gaya geser, dan momen tekuk
Suatu balok sederhana dengan beban bervariasi yang dinyatakan dengan w(x) diilustrasikan seperti pada Gb. 6-8. Sistem koordinat dengan origin diujung kiri (A) dan variasi jaraknya dinyatakan dengan variabel x.


 








Gb. 6-8